Hidup seatap dengan Orang Tua

Jumat, 04 April 2008      0 komentar

Bersama Istri di Rumah Kaca

Anda tentu amat mencintai dan menghormati ibu Anda. Sebaliknya, begitu juga ibu Anda. Hanya saja, saking sayang dan perhatiannya terhadap Anda, dia bisa membatasi ruang gerak Anda, terutama jika Anda sudah menikah. Ibu bisa menjadi orang yang cerewet, selalu ingin mengatur isi dapur rumah tangga Anda, dan itu parahnya, acap menimbulkan konflik dengan istri Anda.


Inilah posisi yang sulit bagi Anda. Anda pun dilanda stres. Secara prinsip, Anda tak menghendaki kehidupan rumah tangga Anda diselidiki dan selalu diawasi, seolah berada di rumah kaca. Parahnya lagi jika terjadi konflik antara istri dan ibu Anda. Acap kali sang ibu akan mengadukan ketakpuasannya kepada Anda. Dan Anda pun terjepit di antara istri dan ibu Anda. Bagaimana bersikap?

Pertama, beri pengertian istri Anda bahwa kecerewetan itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang orang tua. Setidaknya dari situ bisa belajar bagaimana mengatur rumah tangga yang baik. Asalkan masih dalam batas-batas kewajaran. Mintalah bersikap wajar, dan hindari perselisihan atau pertengkaran mulut.

Kedua, sarankan istri Anda untuk menjalin komunikasi dan hubungan yang dekat dan akrab dengan ibu Anda. Ingat, istri Anda, bukan Anda. Caranya dengan mengambil hatinya. Misalnya, dengan mengabarkan hal-hal kecil. Anda pun terlibat dengan mengundang atau mendatangi rumah orang tua bersama istri Anda.

Ketiga, tunjukkan kedekatan Anda dengan pasangan di depan orang tua. Jangan pernah bertengkar, atau membicarakan masalah yang membuat hubungan Anda berdua sedikit renggang di depan mereka. Tak ada yang paling membahagiakan orangtua selain melihat anaknya diperlakukan dengan baik dan penuh cinta oleh pasangannya. Jika orang tua datang, tunjukkan bahwa rumah Anda terlihat rapi dan bersih, sehingga menghindari kecerewetan orang tua.

Keempat, jika kecerewetan itu tak juga hilang, berilah pengertian pada istri Anda. Bicarakanlah, dan tunjukkan bahwa Anda tak mendukung ibu Anda. Jangan biarkan istri Anda memendam sendirian masalah ini, atau malah berbagi dengan teman akrabnya. Kalau memang sudah parah, Anda harus siap menjadi stabilisator. Bagaimanapun juga, anak kandung lebih mudah mengutarakan sesuatu kepada orangtuanya, terlebih untuk hal-hal yang sensitif. Bicarakanlah dengan ibu Anda tentang masalah ini, tanpa membawa nama istri Anda. Katakan bahwa Anda ingin membangun keluarga secara mandiri, dan tetap akan meminta nasehat jika membutuhkannya.

Kelima, jangan satu atap. Itulah cara terbaik untuk menghindari konflik, terutama jika selama ini Anda masih nimbrung di rumah orang tua. Mungkin lebih baik di rumah kontrakan yang kecil tapi Anda bisa membina rumah tangga dengan baik dan tentram.

CYBERNEWS.(CN03)


http://sidiq.iman.googlepages.com/banner13.gif